Senin, 24 Mei 2010

Desa Trunyan, Bali

Desa Trunyan adalah sebuah desa kuno yang terdapat di pinggir timur danau Batur. Untuk mencapainya harus menempuh perjalanan kurang lebih 65 km dari Denpasar. Letaknya cukup terpencil karena hanya bisa di tempuh dengan menyeberangi danau Batur. Perjalanan dari desa Kedisan ke desa Trunyan memakan waktu sekitar 45 menit dengan perahu bermotor.

Batur Lake

Indah dan menawan

Desa Trunyan di sebut juga dengan Bali Aga atau Bali Mula,yang artinya penduduk Bali asli, Bali pegunungan. Penduduk Desa Trunyan meyakini dirinya sebagai Bali turunan karena leluhurnya turun dari langit ke bumi Trunyan.

Nama desa Trunyan juga bisa di artikan dengan adanya pohon Taru Menyan yaitu pepohonan yang menyebarkan bau harum.

Desa Trunyan ini memiliki banyak keunika. Salah satunya adalah kebiasaan penduduk setempat dalam menguburkan mayat. Tidak seperti penduduk Bali kebanyakan yang melakukan upacara ngaben dengan membakar mayat, tapi di desa Trunyan mayat hanya di letakkan begitu saja disuatu tempat . Mayat-mayat tersebut di pagari ancak saji yang terbuat dari bambu membentuk kerucut untuk menghindari serangan binatang buas.

Cemetry

Pemakaman jenazah

Peletakan mayat tersebut diatas hanya berlaku untuk mereka yang meninggalnya secara wajar. Sedangkan penduduk yang meninggal karena kecelakaan, bunuh diri , terdapat luka atau anak kecil yang belum tanggal gigi susunya tetap di kubur seperti penguburan mayat pada umumnya.

Bagi orang yang belum pernah menyaksikan mayat, Desa Trunyan akan tampak sangat angker karena akan menemui atau melihat banyak tengkorak manusia disana-sini. Tapi justru tengkorak-tengkorak itulah yang menjadi daya tarik dari Desa Trunyan.

Selain itu, Desa Trunyan juga memiliki keunikan lain yaitu tari Barong Brutuk. Para penari Barong Brutuk memakai busana yang terbuat dari daun kraras atau daun pisang yang sudah kering. Tari Barong Brutuk ini di yakini sebagai jelmaan dari Ratu Pancering Jagat leluhur dari penduduk setempat.

Sumber : bahan artikel dan foto sebagian dari www.balitv.tv

0 komentar:

Posting Komentar